Selasa, 31 Januari 2012

Parlemen Muda National Conference (part2)

Pidato Sambutan Konferensi Nasional Parlemen Muda

Bapak Anies Baswedan



Tulisan ini bersifat ulasan, rangkuman, dan deskripsi ulang dari apa yang dipidatokan oleh Bapak Anies Baswedan

Pemuda dalam sejarah kelahiran bangsa ini selalu menjadi motor penggerak. Sudah banyak bukti dan cerita bahwa pemuda selalu menjadi barisan terdepan dalam perjuangan bangsa ini. Dahulu kita mengenal Jong Java, Jong Celebes, Jong Sumatranen Bond, dan gerakan kepemudaan lainnya.Hingga proklamasi yang dipekikan Bung Karno, semua dimotori oleh para pemuda. Tak ayal, Sukarno pun ketika itu masih dalam usia muda.

Tapi pemuda Indonesia saat ini seperti tidak terdengar gaungnya. Berbeda dengan semangat reformasi di tahun 1998 atau tahun-tahun sebelumnya. Apa yang terjadi pada diri pemuda? Pemuda haruslah membawa gerakan dan gagasan baru. Lalu kebaruan apa yang akan kita bawa selaku pemuda? Kita tarik garis tengah, mengapa pemuda saat ini tidak terlalu keras gema dan gaungnya? Bukan masalah partisipasi atau minimnya kesadaran para pemuda dalam dunia pergerakan, tidak, pemuda saat ini sudah banyak yang turut andil dalam berbagai gerakan di negeri ini,  tetapi kebaruan apa yang akan para pemuda bawa dan perjuangkan?

Sering kita mendengar berbagai konferensi, gerakan, kongres, atau perkumpulan pemuda yang mengatas namakan suara rakyat. Tapi yang sering kita temukan pula, kita terlalu banyak berkeluh kesah dan menambah pesimisme. Kita terlalu asyik mengutuk, mencibir, dan mencemooh kenyataan pahit yang ada saat ini. Oleh karena itu, sebaiknya perkumpulan, gerakan, dan kongres itu diganti visinya. Bukan hanya untuk mendiskusikan isu dan memprotesnya sampai ke turun kejalan. Bukan itu saja. Memang demonstrasi memiliki pengaruh besar dalam membuat perubahan, tapi bukan hanya demonstrasi yang menjadi titik semua perubahan. Kita berdiskusi dan menyatukan ide untuk suatu aksi. Aksi yang membawa perubahan. Banyak ide kreatif yang kita punya untuk membuat sebuah  gerakan perubahan. Bukan hanya mencibir, mengutuk, dan mencemooh  kenyataan pahit yang sedang terjadi. Ingat, dinegeri  kita ini, masih banyak orang baik yang mampu menjawab semua permasalahan yang ada. Masih banyak solusi dan jalan keluar dari semua problematika yang ada. Hanya yang berani yang mampu untuk membuat perubahan. Dan yang berani bukan hanya satu atau dua orang. Tetapi jutaan, bahkan ratusan juta.

Apa yang harus pemuda miliki? Bekal apa yang harus pemuda punya untuk suatu perubahan itu?

Pemuda memiliki semangat juang tinggi dan energy yang besar. Tetapi, sering kita lihat, beberapa pemuda tidak menyadari bahwa mereka memiliki kekuatan itu. Kita terlampau asyik dalam kesenangan, hura-hura, dan hal-hal yang bersifat mubadzir. Coba kita pikirkan, bila setiap pemuda mampu membaca buku dalam sehari, lalu menuliskan apa yang ide yang ia miliki satu jam sehari saja, kita bisa lihat bahwa pemuda memiliki kemampuan penalaran yang tinggi. Satu jam saja. Bila dibandingkan dengan nongkrong, bermain-main, jalan-jalan, satu jam mungkin tidak terasa apa-apa. Disinilah kita perlu melatih diri. Melatih kepekaan. Melatih kesadaran bahwa permasalahan yang ada lebih menarik perhatian kita daripada kesenangan yang kita kerjakan. Anak jalanan yang membutuhkan uluran tangan kita masih berjumlah ribuan dinegeri ini. Rakyat miskin masih berjumlah jutaan dinegeri ini. Mereka yang putus sekolah masih bersifat  ribuan dinegeri ini. Lihatlah kawan, apakah Syahrir, Bung Karno, Bung Hatta sibuk dalam kesenangan mereka saja? Apakah Soe Hok Gie, Arif Rahman Hakim, Soedirman mereka asyik nongkrong saja? Tidak kawan! Mereka rela meninggalkan kesenangan mereka sebagai kaum muda untuk suatu gerakan. Mereka melatih diri sejak muda, bahkan mereka rela mengorbankan nyawa mereka untuk suatu perubahan? Dimanakah kita sekarang kawan? Dimanakah kita saat ini para pemuda?

Ketika Bung Hatta meresmikan suatu bendungan didaerah Sumatera Barat. Bung Hatta berpidato dan mengatakan bahwa dinegeri ini, akan dibutuhkan banyak Insinyur dan Teknisi. Maka beberapa tahun kedepan, dari sana banyak lahir para Insinyur brilian dan cerdas. Mengapa mereka mau mengikuti apa yang Bung Hatta katakan? Karena dalam tubuh Bung Hatta ada sebuah intregritas. Bung Hatta tidak peduli berapa uang yang akan ia terima dari royalty, atau proyek yang dikerjakan. Bung Hatta tidak lantas ikut-ikutan tender dalam pembangunan berbagai sarana. Bung Hatta tidak mengharapkan jabatan atau kursi dari ide yang ia cetuskan. Bung Hatta berkata demikian dengan ikhlas. Tanpa memikirkan serupiah pun untuk dirinya. Semua ia lakukan untuk Indonesia. Intregritas. Betapa negeri kita saat ini menanti para pemimpin  yang memiliki intregritas. Pemimpin yang ikhlas dan rela berjuang demi sebuah kemajuan tanpa ia harus berharap satu sen pun masuk dalam sakunya. Inilah yang perlu kita latih kawan. Kita melatih intregritas dan nilai kebaikan dalam diri kita. Kita harus mampu berlatih untuk membedakan mana kepentingan pribadi dan mana kepentingan publik. Kita harus tahu batas, dimanakah ranah kita mencari penghidupan, dan ranah kita untuk berjuang demi kepentingan umum. Apakah itu mampu kita lakukan hanya dalam penataran selama satu minggu atau satu bulan? Tidak sama sekali. Kita harus melatih itu semua dari saat ini. Melalui berbagai kegiatan yang kita ikuti. Melatih kepekaan. Melatih kepedulian. Melatih intregritas. Semua dilakukan bukan dengan sekejap, namun butuh latihan selama bertahun-tahun. Dan itu yang perlu kita latih dari SAAT INI.

Bila kita berkata kita optimis dengan negeri ini. Tapi mengapa negeri ini begini-begini saja. Kalau kita berkata orang baik dinegeri ini banyak, tapi mengapa dinegeri ini masih banyak orang-orang yang korupsi untuk perut mereka? Jawabannya adalah karena orang baik tidak terorganisir dengan baik. Orang baik sering kita temui dipelosok, didaerah, dikampung-kampung. Mereka berbuat demi maslahat orang namun tidak terorganisir dengan baik. Oleh karena itu, kawan, pastikan diri kita TER-ORGANISIR dengan baik. Pastikan diri kita masuk dalam barisan. Pastikan diri kita berkumpul dengan orang-orang baik yang bersatu. Pastikan diri kita masuk dalam jajaran penggerak. Pastikan bahwa kita hidup dan kita ada.

Tidak ada kebahagiaan yang nyata, kecuali kita bisa meninggalkan jejak kebaikan untuk generasi yang akan datang.

Tidak ada komentar:

Translate it

ChineseFrenchGermanItalianJapaneseEnglishRussianSpanish