Kamis, 12 Januari 2012

Entrepreneur Journasilm at Unisba

KAMIS yang menambah pengetahuan.

Tadi nih gue ama dua temen gue dateng ke sebuah acara di Kampus Unisba. Nama acaranya Entrepreneur Journalism. Awalnya bingung sih ama judul dan temanya. Gue kira nie acara bakal ngejelasin motivasi atau trik-trik usaha kaya seminar-seminar yang udah gue ikutin beberapa minggu lalu, ehhh ternyata tema ini sungguh bener-bener keren banget sob! Disini kita belajar gimana kita memahami jurnalistik dari kacamata income (uang) juga belajar gimana kita membuat sebuah jaringan uang dan penghasilan dari sebuah jurnalisme. Kalo masih rada bingung, ni kita ngobrol bareng aja sobb .. santai .. ambil gelas, bikin kopi, lanjuttt ....


Kampus Unisba saat itu dinaungi tetesan air yang gugur berjatuhan. Meski jam menunjukan pukul 09, matahari masih bersembunyi dibalik pelukan awan yang semakin lama semakin gelap. Orang-orang mulai berjalan cepat untuk mencari tempat berteduh. Nampaknya hujan menyapa pagi yang syahdu ini tanpa cahaya sang surya. Seorang pemuda dan temannya berjalan menyusuri jalan sempit agar tidak terkena oleh basahnya hujan. Tepat didepan sebuah gedung yang megah, mereka berhenti dan menatap pintu masuk yang terbuka. Dua orang resepsionist menyapanya dengan senyuman. Sekilas mereka menyapu pandangan. Ohh .. ini toh tempatnya ... abis dari tadi muter-muter ... akhirnya .. ketemu juga ...

Abis kita-kita duduk ditempat yang udah disediain, singkat cerita pembicara satu udah duduk dikursi dan siap buat nyampein materi. Beliau adalah Bapak DR Dede Mulkan., Drs., M.Si. Orangnya kocak n asik banget. Beliau dosen di Fakultas Ilmu Komunikasi Unpad. Gue bener-bener excited ama kisah perjalanan hidup beliau. Ketika beliau mengawali karir dengan menulis sebagai penulis lepas di berbagai media massa. Tema yang beliau angkat adalah EJ dari sisi akademik. Secara beliau pan dosen dan seorang akademisi, jadi beliau memaparkan materi ala Dosen.



Beliau bercerita ketika beliau memulai menulis. Apapun beliau tulis, darimulai artikel, resensi buku, resensi film dan lain sebagainya. Hebatnya, dari hasil beliau nulis, beliau udah bisa membiayai kuliah dan hidup sehari-hari. Bisa jalan-jalan pula! Awalnya beliau nulis buat media cetak kala itu. Yaitu PR. Beliau mengirim beberapa artikel tapi gak dimuat-muat. Ampe beliau gendok dan ngedatengin kantor PR kala itu. Pas beliau nyampe kantor redaksi, beliau langsung pengen ketemu ama pimrednya. Beliau protes soalnya banyak banget tulisan yang ia kirim tapi ga dimuat-muat. Waktu beliau nanya "Mana tulisan saya yang kemarin? Apa yang salah? kenapa ga dimuat-muat? Entah karena takut ato apa pimrednya langsung bilang "Nih lagi saya baca, mau saya muat...." Secara dia langsung seneng bukan maen. Bahkan tulisan yang udah dicetak itu beliau laminating trus difotokopi dan disebarkan ama temen-temen kampus. Ahahahha, bahkan uang honor pertamanya itupun dilaminating juga.

Bosen ama tulisan dikoran, ia beranjak buat nulis yang laen-laen. Karena beliau punya uang sendiri, beliau udah bisa jalan-jalan nonton bioskop di kota (tahun 88an bo!). Nahh dari film yang dia tonton, dia coba buat nulis resensi film yang ia tonton. Abis nulis itu, beliau kirim deh ke majalah remaja, dan dapet honor!. Honornya bisa buat nonton film 3 kali ! ahaha abis nonton, nulis resensi, dapet duit, nonton lagi, nulis lagi, duit lagi ... gituuu terus .. ahaha manteb banget gan ..

Bosen ama resensi film, ia beranjak bikin resensi buku. Ketika beliau membaca buku, beliau nulis resensinya dan ngirim tulisannya ke penerbit. Dan ternyata dari hasil resensinya ia bisa dapet 3 buku dari penerbit dan diminta buat bikin resensinya. Naahh cerdiknya beliau, beliau gak langsung kirim tiga resensi, tapi satu-satu. Naahh dari satu-satu itulah menghasilkan 3 buku lagi ... jadi kalo pake rumus matematika .. 1X3X3X3X3X3 gituu terus ampe buku numpuk dikosan beliau. #geleng-gelengkepalague .... ckckckck

Bosen ama resensi buku dan duit udah banyak, beliau pindah ke video. Waktu itu beliau termasuk orang yang demen rekam video hewan-hewan yang lagi bertingkah. Dari video itu beliau kirim ke acara SPONTAN di SCTV (pasti inget kan?) dan dapet duit lagi! ckckck .. c bapak meni gamau bagi-bagi yaa punya uang banyak ...

Sadar duit udah banyak, sadar kuliah kudu diberesin, akhirnya beliau fokus ama kuliah dan menyelesaikan studinya di bidan jurnalistik, Fakultas Ilmu Komunikasi Unpad. ckckckkc .. kini beliau baru dapat gelar doktor nya dan menjabat sebagai ketua prodi jurnalistik di Unpad. Keren sobb .

Lalu beliau menerangkan materi, gimana sebuah stasiun televisi menyerap banyak tenaga kerja dan ngasih gaji yang ga kecil. Hmm intinya kesitu sih, dari materi itu gue ga terlalu banyak ngerti dan ngambil "sesuatu". Soalnya orientasi gue bukan jadi pekerja di stasiun TV. Boleh jugaa sih kalo jadi news anchor atau presenter. Ahahah ....

Pemateri yang kedua yaitu Pimred Pikiran Rakyat. Namanya Bapak Budhiana .. nah ini dia materi yang bikin gue bener-bener bersemangat. Cocok. Pas ama hobby nulis gue dan tujuan gue berwiraswasta. Mau tau gan ? tahannnn.. itu kopi udah mulai abis, bikin lagi ahh secangkir ..



Jadi gini gan ... dalam dunia jurnalistik modern saat ini, Media saat ini tidak hanya berkutat dalam satu bidang untuk mendapatkan pendapatan. Tapi media menggunakan berbagai fasilitas agar berita menjadi lebih menarik tanpa harus menghilangkan esensi berita itu sendiri. Contoh aja CNN yang punya beberapa cafe di beberapa negara. Banyaknya narasumber yang sulit ditemui dan deadline yang mengejar, kini CNN tidak lagi harus mendatangi narasumber untuk suatu berita. Tetapi mengundang mereka makan di CNN Cafe, sambil disorot kamera, juga sambil berdiskusi tentang topik yang diangkat. Jadi kesimpulannya, makanan laris, narasumber dateng, berita dapet. Sekali merengkuh dayung, dua tiga negara terlampaui .. ehehehe Juga media menggunakan fasilitas Internet dalam mengembangkan usahanya.

Sebagai contoh ini gan, gue ceritain profil orang london yang namanya Gary Vaynerchuck . Dia dulunya seorang jurnalis di sebuah media. Tapi kecintaan ia dengan anggur (wine) membuatnya keluar dari pekerjaannya dan berfokus pada anggur. Ia mampu mengetahui berapa lama anggur itu disimpan, asli buatan mana, agar lebih enak dicampur dengan anggur mana, hingga dia dikenal sebagai ahli anggur dan memahami seluk beluk tentang anggur. Dan kemampuannya itu tidak ia sia-siakan. Ia mengunggah semacam video tutorial dalam mengenali anggur dan pencampuran anggur. Dari banyaknya video yang ia unggah ia mendapat banyak respon dari para penggemar anggur. Akhirnya ia membuat website pribadi dengan berisikan banyak info dan video tentang anggur. Nahhh konten ini pun tidak semua diberikan secara gratis. Ia mematok bayaran seharga 10 poundsterling untuk satu tahun bagi siapa saja yang ingin berlangganan tips dan pengetahuannya akan anggur. Dan menurut pak Budhiana, sekarang Gary sudah memiliki hampir satu juta member (Bayangkan saja, satu tahun sama dengan 10 poundsterling X 1.000.000 ). Dari situ ia tidak berhenti, ia bekerja sama dengan berbagai pengusaha anggur dan membuka toko anggur online di website pribadinya. Dari situ, ia mendapat income dan komisi dari setiap barang yang dibeli dari websitenya. Tak cukup disitu, ia bekerja sama dengan perusahaan pembuka tutup botol anggur dan menggunakan namanya sebagai merek produk. Walhasil, hampir seluruh masyarakat Inggris memiliki alat itu disetiap rumah.



Dan ternyata Gary tetap berjalan maju kedepan. Keberhasilannya dalam memanfaatkan internet tidak membuat ia diam. Ia membuka sendiri toko Anggur miliknya. Kesuksesannya membuat seorang penulis ingin membuat buku yang menceritakan tentang perjalannnya. Hasilnya buku itu meledak dipasaran dan menjadi Best Seller di Inggris. Buku yang berjudul Crush it  itu menarik perhatian warga China yang sama-sama memiliki hobby meminum anggur. Diterjemahkanlah buku itu kedalam bahasa mandarin. Bayangkan sobat blogger, dari toko anggur, buku yang best seller, lalu buku yang sudah diterjemahkan kedalam bahasa mandarin, berapa komisi dan pemasukan yang ia dapatkan!?



Tak cukup disitu, ia membuat beberapa merchandise dari merek yang ia miliki. Kaos yang tertera nama brand milik Gary pasti sudah menjadi koleksi para pecinta anggur. Tentunya, dari kesuksesan Gary, banyak pihak yang ingin mengundangnya untuk menjadi narasumber dan mengisi berbagai seminar. Pastinya Gary membentuk manajemen baginya untuk membuatkannya jadwal untuk  mengisi berbagai seminar kewirausahaan. Dan sobat blogger bayangkan lagi, pasti komisi setiap ia mengisi seminar gak sedikit kan ... ckckckck

Itu mungkin hanya satu dari banyak orang yang memanfaatkan media internet secara optimal. Pak Budhiana bilang agar kita jangan cuma jadi "downloader" tapi jadilah "uploader". Pesan beliau, kalo kita punya minat akan hal yang unik, menarik, belum ada yang memakai, maka pelajarilah dengan detail. Mungkin langkah yang diambil Gary bisa kita ambil pelajaran.  Dari situ kita membuat usaha sendiri dengan brand kita sendiri. Tentu dengan kerja keras dan tidak tergesa-gesa. Penyakit orang Indonesia itu kata beliau pengen cepet-cepet. Cepet kaya, cepet punya uang banyak. Kaya di sinetron-sinetron gitu ..... gatau gimana susahnya belajar, gatau gimana kerasnya usaha, tiba-tiba aja punya rumah ama mobil keren. Sinetron hanya menceritakan dunia mimpi yang sebenarnya tidak ada. Pelajari hal unik, gunakan media semaksimal mungkin, dan kerja keras. Toh kesuksesan adalah akumulasi dari tetesan keringat, kegagalan, rencana, usaha, doa, dan tawakkal. Semua pasti membuahkan hasil. Man jadda wajada. Yang bersungguh-sungguh pasti akan mendapatkan. Man yazro' yahsud. Yang menanam pasti akan memanen.

Hebaatt kan materi yang dibawa pak Budhi. Kalo gue ceritain mungkin gak akan cukup satu halaman bro and sis. Belum lagi cerita gimana sebuah media cetak mampu menghasilkan uang dari berbagai sumber. Sebut saja Kompas yang kini memiliki usaha Hotel, percetakan buku, juga Gramedia. Ckkckkck geleng-geleng kepala gue. Makanya sobb... capek-capek kuliah jangan cuma mau jadi PNS. Yaaahh ... zaman udah berkembang gini masih berharap jadi PNS. Pintu rezeki banyak sobb ...

Beres acara ... kita disuguhi perform akustik dari kampus. Keren. Suara penyanyinya bagus. Mantaplah ....

Selesai acara ini, gue ama dua temen gue berencana makan di Madtari. Temen gue yang satu ini katanya belum pernah makan ke Madtari. Dengan pikiran jail, gue ama temen gue berencana buat kasih dia menu paling topmarkotop. Ahahah .. pas nyampe di madtari dan mesen makanan disana.. tibalah roti bakar dengan segunung keju diatasnya. Temen gue yang katanya belum pernah makan disitu langsung merah mukanya. Aahhaha .. kejunya malah disisihin ke mangkok. Ngekngek ....  tapi ngeri juga sih, mukanya udah merah gitu. Kalo ada apa-apa dijalan, atau dia tiba-tiba kejang-kejang kaya ikan di mancing mania, ntar gue lagi yang dapet masalahnya. Ahahaha ..

Gue juga heran ama temen gue ini. Makanan enak kayak susu ama keju dia kagak boleh makan. Usut punya usut, ini akibat dia makan mie selama tiga tahun tiap makan siang pas SMP, dan tidak pernah terlewatkan! Dan menurut sumber, proses penyembuhannya itu gak boleh minum susu ama makan keju. Kudu makan sayuran, buah-buahan, yang seger-seger gitu deh.Jadi kepikiran. Kebayang aja darah dia kriwil-kriwil kayak mie bentuknya .. ahahhah ... makanya sob kalo makan mie cuci tangan dulu .... #apahubungannya?

Mungkin itu sobat blogger .. apa yang bisa gue share malem ini.... kalo boleh kasih saran ..  hmm gini sobb ..
Fokus ama passion yang kita punya. Jadi ahlinya. Pahami jalannya. Buka usaha.
Semoga bermanfaat .....



Tidak ada komentar:

Translate it

ChineseFrenchGermanItalianJapaneseEnglishRussianSpanish