Rabu, 30 Mei 2012

Kreta Api Bara


Venue di Balai Kota Bandung

Hai sobat blogger! Udah lama nih gak share, kali ini gue pengen cerita tentang kegiatan yang sebenernya udah lama gue ama anak-anak KSR Unit UPI adain. Namanya Kreta Api Bara, so lanjut baca aja yooo

Awalnya gue gak terlalu interest ama kegiatan itu. Tapi setelah gue denger dari kakak gue yang katanya kegiatan ini ditujukan buat anak-anak panti se-Kota Bandung, gue langsung tertarik. Gue pikir ini bisa jadi pengalaman berharga banget buat ngamalin ilmu yang udah gue dapet plus seru-seruan juga ama anak-anak. Tentunya, bikin mereka tersenyum dan senang pasti dapet pahala iya gak....

Acara ketika itu dimulai dengan banyak sambutan. Ada dari Pak Dadang Sunendar selaku Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni UPI, dari panitia, dan dari  orang nomor satu di Bandung, Pak Dada Rosada. Gue jadi tau gimana Pak Dada kalo ngasih pidato, beliau termasuk santai dan tidak terlalu meledak-ledak dalam berbicara.


Setelah acara selesai, anak-anak panti dibagi menjadi beberapa kelompok. Gue ketika itu mendapat kelompok 17 dengan total anak 16 orang. Mereka datang dari berbagai panti dan yayasan di Bandung. Rata-rata mereka anak-anak SD sampe SMP. Disana, mereka bermain banyak permainan seperti yang kita sering lihat di outbond. Ada berjalan diatas bambu, ada menyusun puzzle ada masukin paku ke botol, semua acara seru banget dan mereka aktif dan bergerak. Tidak ada yang diam, cuman ada yang nangis doang siii ... heheh keliatannya anak itu kecapekan, maklum masih TK.

Dari acara ini gue belajar banyak banget. Gue liat senyum mereka dan itu bener-bener bikin gue bahagia. Bayangkan sobat blogger, kita yang masih tinggal dengan orang tua dan masih memiliki keluarga yang utuh, bila dibandingkan dengan mereka yang sudah tidak punya sosok seorang ibu dan atau ayah, mereka yang tinggal di panti dengan orang lain, bukankah sudah jadi kewajiban kita untuk berbagi kebahagiaan dengan mereka? Bila tak mampu dengan materi, membuat mereka senang dan bahagia sungguh menjadi nilai tersendiri.

Sepulang dari acara itu, gue banyak merenung. Gue inget ama ayat di surat al-maun yang berbunyi


Show angklung anak-anak

Sebagai saudara seiman, sudah wajib untuk selalu perhatian dengan anak yatim. Bila bukan kita yang mengurus anak yatim, siapa lagi?

 
Acara dibuka oleh Pak Dada

Restu Restu dan Restu

Ayooo Iboy!

Kakak Fasilitator


Senin, 14 Mei 2012

Social Media sebagai Learning Media



Bila kita melihat salah satu logo diatas, kita akan teringat akan sesuatu yang sulit dipisahkan dari hidup kita. Social Media kini sudah menjadi bagian hidup bagi kebanyakan masyarakat Indonesia. Hampir semua kalangan dari akademisi, entertainer, musisi, pedagang, bahkan seorang tukang becak di Yogyakarta menggunakan Social Media untuk mempromosikan jasanya. Peran Social Media kini tidak hanya berfungsi sebagai media reuni untuk bertemu kawan lama atau mencari teman baru, tapi lebih luas dan lebih beragam.

Tahun 2012 pengguna Social Media "Facebook" di Indonesia berjumlah 42.271.420 orang sebagaimana dilansir dari Socialbakers.com dengan perbandingan 9,1 persen dari total jumlah penduduk (Google.com/publicdata). Dengan jumlah ini, Indonesia menempati urutan keempat terbesar di dunia. Bila diarahkan dengan baik, jumlah ini tentu akan berpengaruh secara signifikan terhadap sumber daya manusia di negeri kita. Bayangkan saja, bila dari setiap pengguna akun Facebook menghapal satu vocabulary setiap update status atau setidaknya satu vocab perhari, dalam satu tahun pengguna akun facebook sudah menghapal 365 kosakata dalam Bahasa Inggris. Bila dikalikan dua atau tiga, barangkali orang Indonesia tidak perlu ikut kursus Bahasa Inggris. Menakjubkan. Hehehehe... 

Banyak pengguna internet yang belum memanfaatkan fasilitas ini secara optimal. Bila kita lihat sehari-hari, mayoritas pengguna internet adalah anak muda. Melihat fakta ini, anak muda yang masih dalam masa berkembang perlu diarahkan dengan baik. Bila tidak, penggunaan internet cenderung disalahgunakan. Disinilah peran orang-tua, guru, dan kalangan dewasa sangat diperlukan. Anak muda harus mengkonsumsi konten internet yang sehat dan mencerdaskan.

Tercatat total situs di dunia hingga tahun 2009 berjumlah 185,497,213 hostnames (sumber : netcraft.com). Wikipedia mencatat ada total 911 situs edukatif yang terdiri dari situ budaya, situs alam, dan situs campuran dari berbagai negara. Tapi kenyataannya, anak muda lebih tertarik untuk mengunjungi social media ketika melakukan aktifitas browsing. Melihat kecenderungan ini, guru dan pendidik harus melakukan pendekatan kreatif untuk mengarahkan siswa/i nya. Oleh karena itu, para guru dan pendidik harus pula melek internet dan media elektronik agar tidak ketinggalan oleh siswa/i nya. Bukan hal yang aneh bila guru saat ini memiliki akun facebook, twitter, bahkan blog.


Bila guru dan murid sudah sama-sama melek internet, kini tinggal menerapkan gagasan kreatif pada aktifitas ber-internet siswa/i. Disini para guru agar lebih dahulu memberi arahan dalam penggunaan internet. Internet dapat menjadi hal adiktif bila murid tidak menggunakannya dengan bijak.

Tidak cukup sebatas pengarahan, muatan internet harus benar-benar dipilih dengan baik. Sebagaimana disebut diatas, ada 911 situs budaya tersedia untuk dikaji dan didiskusikan. Dari sinilah guru harus cerdas menggabungkan antara Educative Website dan Social Media. Sebagaimana kita tahu, kini social media menyediakan group atau list yang dapat mempertemukan pengguna sesuai dengan kriteria tertentu. Fasilitas ini dapat guru manfaatkan sebagai media pengumpulan tugas, media diskusi dan media evaluasi bagi para muridnya.

Ada beberapa fasilitas yang ditawarkan Social Media yang dapat dimanfaatkan oleh para guru. Diantaranya sebagai media pengumpulan tugas. Tugas dapat berupa essai atau respon terhadap suatu masalah yang berkaitan dengan pelajaran yang diajarkan disekolah. Untuk menghindari plagiarisme, guru harus betul-betul mengarahkan murid untuk tidak melakukan tindakan curang semacam itu. Setelah pemberian tugas, guru mengarahkan muridnya untuk mem-posting hasil tulisannya di Social Media. Bila dilakukan secara berkala, budaya menulis para murid akan berkembang, dan budaya mengkaji dan meneliti akan tertanam dalam benak siswa/i sejak dini.

Setelah penulisan, tulisan-tulisan tersebut didiskusikan dengan menyesuaikan jumlah murid. Untuk mempermudah, para murid dibagi menjadi beberapa kelompok dan melakukan diskusi. Laporan diskusi tersebut dipaparkan di "dunia nyata"dalam bentuk presentasi perkelompok. Untuk memperkuat hasil diskusi, para murid harus menampilkan printscreen tentang tulisan-tulisan yang dilakukan secara online.

Dengan kolaborasi peran guru dan kreatifitas siswa, fungsi Social Media dapat dikembangkan dan dimanfaatkan dengan baik. Social Media  kini bukan hanya sebatas kesenangan namun juga sebagai Learning Media.

Referensi:

http://www.dikutip.com/2011/08/mas-hari-tukang-becak-online.html (diakses tanggal 14 Mei 2012)
http://www.socialbakers.com/facebook-statistics/?interval=last-6-months#chart-intervals (diakses tanggal 14 Mei 2012)
http://news.netcraft.com/archives/2009/01/16/january_2009_web_server_survey.html  (diakses tanggal 14 Mei 2012)
http://teknologi.vivanews.com/news/read/173638-2-3-pengguna-internet-indonesia-adalah-remaja  (diakses tanggal 14 Mei 2012)
http://id.wikipedia.org/wiki/Tabel_Situs_Warisan_Dunia_UNESCO_menurut_negara_peserta  (diakses tanggal 14 Mei 2012)

Rabu, 09 Mei 2012

Ujian Nasional


Ujian Akhir di Riyadhatul Mujahidin Kendari




Sebenarnya tema ini adalah tema yang mengundang berbagai komentar. Bisa dikatakan cukup kontroversial. Memang Ujian Nasional yang beberapa waktu lalu dilaksanakan pada pendidikan menengah selalu mengundang berita. Dari mulai pembuatan soal, pendistribusian, hingga pelaksanaannya. Sudah bukan sekali UN dibahas diberbagai media. Disini, ada beberapa ide yang mungkin bila salah satu sobat blogger menjadi pejabat dalam lingkup pendidikan bisa dijadikan masukan untuk dipertimbangkan.

Kita mulai dari nilai filosofis ujian itu sendiri. Sewaktu gue masih sekolah di Madani, banyak sekali tulisan-tulisan dan kata-kata mutiara yang dipasang diberbagai tempat bahkan dalam jumlah yang tidak sedikit. Hampir disetiap sudut ruangan, setiap dinding asrama, mading, hingga spanduk yang terpampang menampilkan tulisan itu tatkala ujian datang. Semua dikondisikan agar para siswa fokus dan tidak menghabiskan waktu pada  hal-hal yang dapat mengganggu ujian. Tulisan mengenai ujian antara lain;

1. Menuntut ilmu adalah kewajiban setiap muslim.

Ini adalah arti dari sebuah hadist Rasulullah SAW. Hadist ini tentunya mendorong setiap muslim agar terus bersemangat dalam menuntut ilmu. Karena ilmu adalah kewajiban, tentu meninggalkan (ilmu dan pendidikan) nya adalah sebuah perbuatan yang tidak dianjurkan. Saya tidak berani mengatakannya itu (meninggalkan ilmu) dosa, karena memang statement ini bukan sebuah  peringatan keras. Tapi tentunya, setiap hadist yang Rasul ucapkan, bukan tanpa maksud dan tujuan. Allah sendiri mengangkat derajat orang yang menuntut ilmu dibanding orang yang lain. Seperti disebutkan : yarfa`illahul ladzina amanu minkum wal ladzina utul `ilma darajat, (QS. Al-Mujadilah 58:11)


Bila kita melihat sejarah masa kejayaan islam, para ulama, muballigh, pedagang, dan ilmuan banyak yang menguasai lebih dari satu disiplin ilmu. Sebutkanlah Ibnu Sina, Ibnu Batuttah, Ibnu Khaldun, Alkindi, Ibnu Rusyd, Al Khawarizmi,   atau para ulama zaman Rasul yang menguasai banyak bidang seperti Ali bin Abi Thalib, Muawiyah bin Abu Sufyan, dan masih banyak lagi. Berbekal niat kuat untuk menuntut ilmu sebagai ibadah, kita dapat merasakan ilmu yang mereka kaji hingga saat ini. 

2. Ujian untuk belajar, bukan belajar untuk ujian.

Mungkin sobat agak mengerutkan dahi dengan tulisan yang satu ini. Memang nilai filosofis ini sedikit memerlukan pemahaman lebih dalam. Ujian untuk belajar, berarti ujian yang akan dilakukan adalah bagian dari belajar, bagian dari evaluasi, dan menjadi bagian dalam meningkatkan kualitas ilmu yang kita pelajari, dan BUKAN tujuan akhir dalam belajar. Bila belajar hanya untuk ujian, banyak ilmu yang sudah kita pelajari hanya tertumpah pada kata-kata di lembar jawaban. Bahkan banyak yang lupa beberapa hari setelah ujian diadakan. Lihat saja, banyak lembaga bimbingan belajar selalu dipadati siswa/i SMP atau SMA. Memang beberapa dari mereka ingin memperdalam dan melatih kembali apa yang telah dipelajari dikelas, tapi kebanyakan, mereka malah ingin belajar lagi dari awal karena apa yang mereka pelajari dikelas sedikit banyak yang lupa. 

3. Dengan ujian, manusia akan menjadi terhormat atau terhina.

Keras. Memang kata-kata ini cukup keras bagi gue priadi khususnya. Tapi kalo kita mencoba merenung lebih dalam, kata-kata ini cukup memberi dorongan bagi kita. Ketika kita berjuang dan berusaha keras untuk memahami suatu ilmu. Dari mulai bangun malam, menghapal berkali-kali, ibadah sunnah ditancapkan, merangkum, saling bertukar pikiran, mengerjakan soal latihan, itu semua akan menjadi nilai khusus bagi mereka yang menjalani ujian. Tidak mungin bila kita sudah berusaha, berikhtiar, dan berdoa kita mendapati hasil yang tidak memuaskan. Simpel-nya, bila 1+1=2 maka usaha+doa= kesuksesan (amin). Bila hasil yang kita temui kurang memuaskan, mungkin ada beberapa hal yang perlu dievaluasi.
Bila proses belajar yang sungguh-sungguh itu telah dikerjakan, berdoa yang kuat diamalkan, tentunya hasil ujian akan meningkatkan kehormatan orang itu sendiri. Sebaliknya, bila ketika belajar tidak sungguh-sungguh, berdoa yang asal-asalan, dan malah menambah rekening amal buruk, tentu akan hasil ujian itu akan meng-hinakan orang tersebut (baca: nilai buruk, tidak naik kelas, dll).

 4. Belajarlah, karena manusia tidak dilahirkan dalam keadaan berilmu

Tuhan amat sangat adil. Manusia dilahirkan sama-sama tidak bisa membaca, lemah, rapuh, dan belum mampu mengurus diri sendiri. Tapi ternyata, dari manusia yang masih "nol" itu muncul orang-orang yang mengubah dunia dengan pemikirannya, dengan perkataannya, dan dengan ilmu dan pengetahuannya. Bila kita melihat orang yang (maaf) memiliki kebutuhan khusus, kita jangan langsung menganggapnya tidak mampu. Tentu kita tahu kalo Einstein dulunya adalah bocah penderita Disleksia, Edison adalah orang yang dianggap super bodoh.Tapi merekalah yang merubah dunia. Manusia sudah dibekali kecerdasan sejak lahir, namun kecerdasan itu tidak akan berkembang bila tidak dilatih dan dikembangkan.

Kita telah dibekali otak yang amat sangat berharga. Bahkan komputer super canggih pun tidak mampu menandingi kemampuan kita. Manusia sebenarnya tidak ada yang (maaf) bodoh, tapi hanya malas. Banyak orang yang lantas mendapat nilai buruk karena dia tidak suka dengan pelajaran tertentu. Suka atau tidak suka tentu bukan karena alasan otak yang kurang cerdas. Tapi karena MALAS untuk berusaha lebih keras dalam memahami pelajaran. So, Einstein dan Edison saja bisa, kenapa kita tidak?


Ia sedang berada di jalan Allah hingga ia pulang. Sungguh besar penghormatan pada mereka yang sedang menuntut ilmu. Kyai gue pernah bilang, kalo siswa/santri meninggal ketika sedang menjalani proses belajar, maka ia akan disamakan dengan orang-orang yang sedang berjihad di jalan Allah. Ia akan dihadiahi surga sama halnya dengan mereka yang syahid dijalan Allah. Subhanallah. Bila para pasukan berjuang dengan senjata, maka kaum terpelajar berjuang dengan pena, dengan pendidikan yang baik, dengan pengajaran yang baik, dan dengan muatan materi yang baik.

Nahhh.. sobat blogger, buat yang punya adik atau keluarga yang masih SMA atau yang lain, yuuk kita semangati mereka dengan motivasi yang membangun. Katakan bahwa belajar itu merupakan ibadah yang sangat tinggi pahalanya. Terus semangati bila mereka down atau berkurang motivasinya. Semua ilmu bisa dipelajari dan dikuasai. Kalo orang lain bisa kenapa kita tidak?

Oleh karena itu, yuuk dari sekarang kita tanamkan mental ini sejak dini. Perbuatan curang saat ujian tidak dapat ditolerir dengan alasan apapun. Entah itu tidak suka, tidak mau, atau malas. Itu semua hanya akan menurunkan derajat manusia di mata Tuhan. Tidak ada kata tidak bisa. Asal mau berusaha keras dan rela bersusah payah, tentu itu semua dapat diatasi.

....agar ilmu yang kita pelajari membawa berkah dan manfaat, bukan hanya untuk diri sendiri tapi juga untuk orang lain. Bukan hanya di dunia, tapi juga di akhirat....

Sujud Syukur setelah ujian akhir
Man Jadda Wajada!

Selasa, 08 Mei 2012

Bus Berikutnya

Sobbat blogger, Bulan Mei ini gue pengen share ama kalian. Tentang sebuah buku yang menurut gue keren banget dan selalu menjadi temen kalo gue ngerasa suntuk. Dalam buku ini ada banyak kisah berhikmah yang (menurut gue) dapat kita ambil pelajarannya. Cerita yang akan gue share kali ini adalah tentang Bus Berikutnya. Mungkin temen-temen sempet liat atau baca cerita ini dari berbagai sumber. Memang cerita ini banyak kita temukan di banyak laman, so... cerita yang akan saya share kali ini memang bukan orisinil (saya mensadur dari buku) dan di akhir cerita, saya akan sedikit mereview nilai-nilai yang ada dalam cerita ini. 

Ketahuilah, cinta itu ibarat orang menunggu bus. Ketika bus datang, kau mengamatinya lalu berkata dalam hati, "Oooh... Penuh sekali... aku tidak bisa duduk. Sebaiknya kutunggu bus yang lain."

Kau biarkan bus itu pergi lalu menunggu bus yang lain. Bus kedua datang, kau mengamatinya tapi lalu kau berkata, "Ooh... bus ini sangat tua... butuh banyak perbaikan!" Bus itu kau biarkan pergi lalu kau putuskan menunggu bus berikutnya.

Sejenak kemudian bus berikutnya datang. Bus itu tidak penuh penumpang dan tidak tua. Setelah kau amati, kau berkata, "Ooh... Tidak ada AC nya, sebaiknya kutunggu bus yang lain."

Lagi-lagi, kau biarkan bus itu pergi dan kau menunggu bus yang lain. Hari mulai petang, langit mulai gelap, kau menjadi panik, akhirnya kau terpaksa lompat ke bus berikutnya. Setelah bus itu berjalan, kau baru sadar bahwa kau naik bus jurusan lain.

Kau buang waktu dan uangmu untuk meraih yang kau idamkan. Sesungguhnya, meskipun kau berhasil mendapatkan bus ber AC, kau tidak bisa memastikan bahwa bus itu tidak akan mogok, atau bisa saja AC nya terlalu dingin untukmu.

TUNGGU... Aku yakin kau juga pernah mengalami peristiwa ini. Kau melihat bus datang (Bus yang kau inginkan, tentu). Kau pun segera melambaikan tanganmu. Tapi... WUSS... Sang sopir ngebut melewatimu. Ia bersikap seakan-akan tidak melihatmu. Kaupun segera sadar, ternyata bus itu tidak diperuntukkan bagimu.

Pada hakekatnya, mencari pasangan adalah seperti mencari bus. Apakah kau akan menumpanginya dan menghargai bus itu?! Itu semuanya tergantung padamu sendiri!

Bila kau belum mampu membuat keputusan, JALANLAH... Jalan memang berarti kau belum memperoleh yang kau idamkan. Namun sisi baiknya adalah, kau masih dapat memilih bus mana yang kau inginkan. Adapun mereka yang tidak dapat pindah kendaraan, mereka harus puas dengan bus yang mereka tumpangi sekarang.

Sedikit lagi. Kadang-kadang lebih baik kau memilih bus yang kau sudah biasa dan kenal dari pada kau pertaruhkan dirimu dengan kendaraan yang sama sekali asing bagimu. Tapi sekali lagi, hidup ini menjadi kurang mengasyikkan bila kita tidak berani mengambil resiko...

source


Terkadang kita malu atau merasa kurang pas kalau pada kenyataannya kita belum punya rekan hidup. Entah itu pacar, atau pasangan yang sah. Apalagi kaya gue yang masih kuliah dan tentunya masih lama untuk mikirin hubungan yang serius (baca: sah). Kadang kita suka bete apalagi kalo temen-temen kita, sahabat kita, yang udah pada punya pacar nyindir kita yang masih single. Ada banyak kesan yang kita rasakan. Tapi tentunya, bagaimanapun kehidupan kita, Tuhan selalu memberikan dan mempersiapkan yang terbaik.

Dari kisah "Bus Berikutnya", kita bisa melihat sebuah ibarat tentang seseorang yang sedang mencari cinta. Sekilas kita lihat sang penunggu bus seperti pilih-pilih bus yang akan dia naiki. Dari mulai melihat ada AC atau tidak, nyaman atau tidak, dan pastinya apakah tujuan bus itu sesuai dengan apa yang ia inginkan. 

Ketika ia mendapati bus yang ternyata penuh, dengan lapang dada ia harus merelakan bus tersebut melaju pergi. Artinya, ketika kita melihat seseorang yang kita cintai ternyata sudah ada yang memiliki, dengan lapang dada kita harus rela membiarkannya berjalan dan melaju pergi. Tentu tindakan ini yang memang harus kita lakukan. Tapi kadang kita mendapati bus kosong berhenti didepan kita, namun tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan entah karena tidak ada AC, kursi dan interiornya sudah rusak, lalu kita membiarkannya melaju pergi. Artinya, kadang kita melihat orang yang kita suka dari tampilannya saja, yang akhirnya cepat atau lambat kita membiarkannya pergi. Padahal, penampilan bus itu bisa diperbaiki dan diperindah lagi. 

Semakin lama, semakin malam, bus yang kita tunggu tak kunjung datang. Akhirnya, sebuah bus pun tiba ....

Lalu kadang kita melihat bus yang memang ber AC dan tidak terlalu penuh. Kita pun menaikinya. Tapi tanpa kita sadari kita salah jurusan dan harus berhenti atau turun ditengah jalan. Artinya, bila memang kita belum mengenal dan belum pasti siap akan segala perbedaan yang ada, bijaklah. Jangan sampai kita menghabiskan waktu dan uang tetapi kita tidak mendapatkan apa yang kita harapkan.

Pasangan hidup menurut gue bukan sistem Trial and Error yang kalo gak pas atau gak suka bisa ditukar, diganti, atau bahkan ditinggal. Cinta adalah hal yang sangat spesial. Hal yang sangat indah. Dan tentunya kita akan mempersembahkan cinta itu pada orang yang spesial pula. Dan bila memang kita belum menemukan orang yang "spesial" itu, jalanlah .... nikmatilah perjalanan hidup. Bila waktunya tepat, momentnya tepat, dan tentu dari berbagai sisi sudah siap, semua akan berjalan dan menjadi indah pada waktunya.

Pada waktu yang indah ...

Jangan pindah bus hanya karena habis bensin atau mogok.... bila sudah menaiki bus, temani bus itu sampai tujuannya.

Translate it

ChineseFrenchGermanItalianJapaneseEnglishRussianSpanish