Selasa, 27 Oktober 2015

Kembali Menulis

Sebenarnya ini adalah hal kurang baik. Mengapa? Karena menulis dalam benakku hanyalah kegiatan yang dapat dilakukan saat kosong dari berkegiatan. Lalu apakah sekarang ini kosong? Jawabannya tentu tidak.

Ada banyak kesyukuran yang aku alami sejak aku berhenti menulis. Kalau dilihat, tulisanku terakhir ada pada tahun 2012. Ya, mungkin blogku ini sudah menjadi ruang gelap berdebu yang dipenuhi dengan sarang laba-laba. Hehehe. Tetapi, aku meninggalkan kegiatan yang menyehatkan ini bukan karena malas. Tapi karena banyak petualangan yang aku alami.

Saat 2012 aku masih duduk di semester 3. Saat aku masih begitu ambisius dan masih merasa sedikit kecewa karena fakta kuliah yang aku rasakan bukan seperti yang aku idamkan. Saat masih duduk di bangku pesantren, aku selalu membayangkan bahwa kuliah adalah dunia akademis yang begitu dinamis. Dipenuhi dengan nuansa diskusi dan debat, membicarakan permasalahan masyarakat dari sisi sosial dan politik, lalu aktif turun ke lapangan membuat sedikit perubahan. Tapi ternyata, jurusan yang aku ambil tidak mengajari hal itu secara langsung. Aku banyak dihadapkan dengan materi bagaimana menjadi guru, membuat silabus, memahami kurikulum, membuat RPP, dan tentunya membuat evaluasi. Saat itulah pandanganku pada dunia kuliah sedikit bias.

Di situlah aku berubah pikiran. Lebih baik menyibukkan dengan berbagai kegiatan yang membuat pikiranku terbuka luas. Di sinilah aku memulai petualangan. Saat semester tiga, aku mencoba mengikuti kegiatan Model United Nations yang diadakan oleh Kemenlu. Bertempat di Asia Afrika, nuansa internasional begitu kental terasa. Kami berdebat seolah kami adalah para wakil negara yang sedang ruwet memikirkan berbagai masalah. Faktanya, aku hanya duduk diam dan sama sekali tidak berbicara di hari pertama. Aku tidak tahu apa yang harus dilakukan. Aku bukan anak HI meski ingin sekali kuliah di HI. Tapi aku bersyukur karena di sebelahku, Bang Sabir, anak HI Unhas, memberi tahuku tentang sistem dan teknik persidangan. Ya, inilah pelajaran pertama. Inilah tempat yang dulu aku idamkan.

Masuk di semester tiga pula, aku mengikuti kegiatan MUN yang sama, yaitu Diponegoro Model United Nations. Bekal yang aku bawa sejak ikut MUN di NuMUN (Nusantara MUN) kini mendorong diriku untuk memahami MUN lebih baik. Alhamdulillah aku mendapatkan Best Delegates saat itu. Meski aku sadari bahwa yang mengikuti DMUN bukanlah anak-anak HI yang sudah pergi ke luar negeri seperti saat aku mengikuti NuMUN. Ya, di sana hanya aku yang sudah berpengalaman. hehehe.

Tak apa, toh prestasi ini mendorongku untuk mengikuti kegiatan lebih banyak. Masuk semester empat aku mengikuti lomba pidato di Unpad. ALSA UNPAD tepatnya. Dan dari sana pula aku mendapatkan juara 2. Jujur, rasa percaya diriku semakin bertambah. Hingga inilah yang mendorongku untuk mengikuti MUN kembali di UI. Lalu mengikuti ALSA kembali di UI. Intinya, hampir tiap semester aku selalu pergi ke luar. Jatah bolos tak pernah aku sia-siakan. hehehe

Masuk semester lima, aku lebih betah di kampus. Terpilih sebagai ketua himpunan membuatku lebih banyak tinggal di kampus. Tapi aku bersyukur pula karena dari situ aku diterima sebagai salah satu penerima Beswan Djarum. Ya, lagi-lagi jatah bolos tak akan aku sia-siakan.

Masuk semester enam, aku lebih asyik di dunia wirausaha. Program PMW yang aku impikan sejak mahasiswa baru kini aku raih. Alhamdulillah usaha skala mahasiswa yang aku jalani ini berjalan baik. Hingga memasuki semester 7, aku masih menjalankan usaha ini.

Semester 7 aku coba menjajal kemampuan di dunia kedutaan. hehehe. Ya aku mencoba untuk daftar di Duta Bahasa Jawa Barat. Setelah melewati proses yang sangat panjang, aku mendapatkan juara 1 dan mewakili Jabar ke tingkat nasional. Mimpiku tercapai! aku mewakili Jabar ke ajang nasional. Dan di sana aku mendapatkan juara harapan 3. Akhir tahun aku mencoba mengikuti lomba fahmil quran di Telkom. Dan alhamdulillah untuk regional Jabar aku mendapatkan juara 2.

Masuk semester 8, kesibukan usaha, PPL, dan skripsi sangat menyita waktuku. Semester 8 nampaknya aku harus sedikit bersabar karena PCMI yang sejak lama aku usahakan tidak berhasil menjadi pencapaianku. Tak apa-apa. Semoga menjadi pelajaran bagiku.

Masuk semester 9, kini aku hanya berkutat dengan skripsiku saja. Tentu ini adalah bagian yang paling menantang bagiku. Karena jika skripsi terus berlarut-larut, aku susah bergerak. Banyak program di depan yang menantiku dan aku ingin mencapai itu kembali.

Mungkin ini pula alasan mengapa aku tidak kembali menulis. hehehe. Terkadang terharu juga jika membayangkan bagaimana saat masih semester muda dulu berjibaku di berbagai kegiatan. Niatku menulis bukan untuk pamer atau riya. Aku hanya ingin refleksi, melakukan self-healing karena selama ini aku selalu merasa bingung. Selalu merasa bahwa apa yang aku lakukan sekarang mengurung kreatifitasku. Semoga skripsi ini cepat selesai, setelah itu, mari kita berpetualang lagi!

Tidak ada komentar:

Translate it

ChineseFrenchGermanItalianJapaneseEnglishRussianSpanish