Minggu, 18 Maret 2012

Siapa Aku...

Minggu ini bagiku adalah minggu yang menyenangkan. Bukan berarti minggu-minggu yang lalu tidak menyenangkan, tapi minggu ini banyak hal yang aku rasa. Entahlah, darah sanguin mungkin banyak mempengaruhiku. Yang kadang apa yang aku rasa lebih berkesan ketimbang apa yang selama ini aku pikirkan.

Siapa aku? Itulah pertanyaan yang kini aku pikirkan. Merenungi siapa diri ini dan mau dibawa diri ini. Banyak sekali ide-ide yang sliweran dalam kepala, tapi kadang bila berkaca pada diri, diriku selalu bertanya 'Siapa aku?'

Aku hanyalah manusia biasa. Manusia yang banyak salah, banyak khilaf, namun selalu berjuang untuk selalu menjadi lebih baik. Aku ingat dengan perkataan seseorang (lupa siapa namanya) bahwa, menjadi orang tua yang saleh itu memang sepantasnya dan lazim. Bayangkan saja bila orang tua (orang yang sudah tua) masih labil atau masih uring-uringan kaya anak muda. Gak layak kan? Apalagi melihat umur mereka. Mereka akan berkaca pada diri "umur udah segini, kapan mau ibadah solehnya?" Mungkin itu yang sering  mereka rasakan.

Namun ternyata tidak semudah itu bagi anak muda. Anak muda yang rata-rata usianya 17 sd 30 tahun lebih banyak menghabiskan masa mudanya dengan  bersenang-senang. Bila kita bandingkan, anak muda lebih banyak ditemukan di warnet, mall, atau tempat-tempat berkumpul lainnya daripada ditempat ibadah. Jarang sekali anak muda yang berkumpul di masjid. Meskipun ada, mari kita bandingkan, jumlah anak muda lebih buaanyak di tempat-tempat hiburan. Itulah mengapa, orang bijak mengatakan "Menjadi soleh di usia muda itu banyak tantangannya".

Bayangkan saja, ditengah persaingan global seperti ini anak muda banyak memusatkan perhatiannya pada persaingan abstrak  yang tidak dapat ditentukan siapa yang menang dan siapa yang kalah. Anak muda bersaing dalam style dan unjuk diri dengan busana  yang ia banggakan. Belum lagi gadget yang ia pakai. Seolah-olah tidak bisa menahan diri bila melihat orang lain memiliki gadget yang lebih  mahal dan bagus. Belum lagi urusan pacaran. Mereka bersaing mendapatkan "seseorang" meski ia tahu mengurus diri sendiri saja kadang masih susah. Belum urusan pelajaran yang lebih banyak dari tahun-tahun sebelumnya. Juga masalah finansial yang melanda. Anak  muda sesungguhnya sedang mendapati tantangan yang sangat keras. Entah bisa diukur atau tidak, siapakah yang berhasil melewati tantangan itu.

Dan sekarang, kemanakah anak muda yang sesungguhnya memegang tanggung jawab besar? Tanggung jawab untuk menjadi pemuda perubah masa depan bangsa. Pemuda yang menjadi pejuang bagi agamanya. Pejuang yang menjadi agen perubahan untuk masa depan dunia yang lebih baik. Kemanakah pemuda yang seharunya memperkuat diri dengan ilmu agama agar tidak mudah terpengaruh dengan godaan kelak? Pemuda yang akan menjadi tonggak perubahan sejarah peradaban manusia? Kemanakah mereka?

Aku sempat tersenyum hambar ketika mendengar sebuah komentar ...
"Dia kan islami, masa gue kayak orang alim?"
Aku kebingungan. Memang apa yang salah bila seorang pemuda mengamalkan anjuran agama? Aku hanya bisa terdiam. Dan tersadar bahwa "Inilah kehidupan".

Maka kini aku berkaca pada diriku.

Siapakah aku?

         

Tidak ada komentar:

Translate it

ChineseFrenchGermanItalianJapaneseEnglishRussianSpanish