Pagi hari di tahun 2012.
Mungkin tulisan ini terkesan curcol atau melebay dikit. Ahahha, ternyata bagaimanapun kita hanya manusia biasa. Yang bisa stress, bisa tertekan, dan bisa terganggu pikiran dan perasaannya. Gue akui, ternyata media ini lebih banyak berperan buat mengeksplorasi apa yang emang ada di dua tempat terdalam dalam diri gue. Pikiran dan perasaan. Tulisan-tulisan disini juga sebenarnya kombinasi keduanya. Ada buah pikiran, dan ada buah perasaan.
Di awal pergantian tahun ini, tentu akan banyak sekali hal-hal baru yang akan kita temuin. Ada harapan, target, cita-cita, masalah, rintangan, dan mungkin tantangan baru yang harus kita selesaikan. Perasaan seneng pasti ada. Bahagia pasti ada. Pikiran tertantang juga ada. Pikiran terpacu juga ada. Dan semua harus diatur oleh seseorang yang kuat. Seseorang yang sebenarnya menjadi tampilan luar dari dua hal yang menjadi dorongan. Orang itu adalah KITA.
Pikiran selalu mengaitkan antara sebab dan musabab dalam sistem kausal. Ketika aksi dilakukan, maka akan ada reaksi yang terjadi. Ketika sebuah fenomena menuntut persyaratan dan itu tidak terpenuhi, maka logika akan menolak itu dan menyimpannya. Seperti sebuah program yang belum selesai. Tetapi ketika pikiran menemukan jalannya. Ia akan meronta dan mendorong untuk dilakukan. Dorongan yang berdasarkan pikiran.
Dan ketika perasaan maju. Ia akan melihat sisi afeksi dan pertimbangan. Ia akan menyeleksi sebab-sebab yang terlampau tajam. Ia akan memilih faktor-faktir yang terlalu melenceng. Dan mengembalikannya pada jalan yang halus. Jalan yang selalu mencari kebahagiaan sesama. Jalan untuk memperoleh keindahan. Meski kenyataanya tidak sesempurna kenyataannya.
Tapi ketika konflik muncul. Dimana pikiran menuntut untuk memenuhi setiap keinginannya, dan perasaan menuntut untuk diikuti, terjadilah sebuah perdebatan dan pertarungan, Yang menginginkan salah satu mereka menang. Saat itulah, kita, jasad ini, raga ini, harus menjadi penengah dan pemimpin diantara keduanya.
Bagaimanapun sengitnya pikiran dan perasaan bertikai, barometer itu ada dalam organ-organ tubuh kita. Jangan salahkan pikiran bila ia terlalu logis. Jangan salahkan perasaan bila ia terlalu peragu. Karena kita lah yang memimpin dua hal itu. Kita lah yang memimpin dua anugerah Tuhan itu. Kita adalah kita. Pikiran adalah pikiran. Perasaan adalah perasaan, Jangan saling menjajah dan menjatuhkan. Tapi diatur dan dikendalikan.
Bebaskan diri kita dari apapun yang menjajah kita. Termasuk pikiran dan perasaan. Jangan mau dijajah, tapi jadilah pemimpin dari itu semua. Dan saat itulah, "kebijaksanaan" menjadi titik terang. Think wisely ....
Mungkin tulisan ini terkesan curcol atau melebay dikit. Ahahha, ternyata bagaimanapun kita hanya manusia biasa. Yang bisa stress, bisa tertekan, dan bisa terganggu pikiran dan perasaannya. Gue akui, ternyata media ini lebih banyak berperan buat mengeksplorasi apa yang emang ada di dua tempat terdalam dalam diri gue. Pikiran dan perasaan. Tulisan-tulisan disini juga sebenarnya kombinasi keduanya. Ada buah pikiran, dan ada buah perasaan.
Di awal pergantian tahun ini, tentu akan banyak sekali hal-hal baru yang akan kita temuin. Ada harapan, target, cita-cita, masalah, rintangan, dan mungkin tantangan baru yang harus kita selesaikan. Perasaan seneng pasti ada. Bahagia pasti ada. Pikiran tertantang juga ada. Pikiran terpacu juga ada. Dan semua harus diatur oleh seseorang yang kuat. Seseorang yang sebenarnya menjadi tampilan luar dari dua hal yang menjadi dorongan. Orang itu adalah KITA.
Pikiran selalu mengaitkan antara sebab dan musabab dalam sistem kausal. Ketika aksi dilakukan, maka akan ada reaksi yang terjadi. Ketika sebuah fenomena menuntut persyaratan dan itu tidak terpenuhi, maka logika akan menolak itu dan menyimpannya. Seperti sebuah program yang belum selesai. Tetapi ketika pikiran menemukan jalannya. Ia akan meronta dan mendorong untuk dilakukan. Dorongan yang berdasarkan pikiran.
Dan ketika perasaan maju. Ia akan melihat sisi afeksi dan pertimbangan. Ia akan menyeleksi sebab-sebab yang terlampau tajam. Ia akan memilih faktor-faktir yang terlalu melenceng. Dan mengembalikannya pada jalan yang halus. Jalan yang selalu mencari kebahagiaan sesama. Jalan untuk memperoleh keindahan. Meski kenyataanya tidak sesempurna kenyataannya.
Tapi ketika konflik muncul. Dimana pikiran menuntut untuk memenuhi setiap keinginannya, dan perasaan menuntut untuk diikuti, terjadilah sebuah perdebatan dan pertarungan, Yang menginginkan salah satu mereka menang. Saat itulah, kita, jasad ini, raga ini, harus menjadi penengah dan pemimpin diantara keduanya.
Bagaimanapun sengitnya pikiran dan perasaan bertikai, barometer itu ada dalam organ-organ tubuh kita. Jangan salahkan pikiran bila ia terlalu logis. Jangan salahkan perasaan bila ia terlalu peragu. Karena kita lah yang memimpin dua hal itu. Kita lah yang memimpin dua anugerah Tuhan itu. Kita adalah kita. Pikiran adalah pikiran. Perasaan adalah perasaan, Jangan saling menjajah dan menjatuhkan. Tapi diatur dan dikendalikan.
Bebaskan diri kita dari apapun yang menjajah kita. Termasuk pikiran dan perasaan. Jangan mau dijajah, tapi jadilah pemimpin dari itu semua. Dan saat itulah, "kebijaksanaan" menjadi titik terang. Think wisely ....
3 komentar:
kudu belajar banyak buat perbaikan diri ama suhu yang satu ini :D
puguh lagi galau ini juga ... ahahaha
jawaban untuk para galauers :
"Seorang yang kurang amalnya maka Allah akan menimpanya dengan kegelisahan dan kesedihan." (HR. Ahmad)
hahahha :p
Posting Komentar