By : Restu Surya Dinagara
Indonesia. Sebuah negara yang kita singgahi, kita tinggali, dan menjadi bagian dalam hidup kita. Bagi mereka yang berbicara dengan Bahasa Indonesia, bagi mereka yang mengaku bertumpah darah yang satu, bagi mereka yang mengaku berbangsa yang satu, ingatlah, bahwa kita hidup disini adalah untuk menjadi bagian dalam barisan pembangun bangsa. Sudah terlalu banyak penggalan sejarah negeri ini yang mengelu-elukan semangat pemuda. Sudah terlalu sering pujian yang datang pada diri pemuda. Bukan asing bagi negeri ini bila kata pemuda selalu menjadi motor perubahan. Selalu menjadi barisan terdepan.
Kita perlu membuka mata lebar-lebar kawan. Memandang jauh kedepan. Merangkul kiri dan kanan. Dan selalu ingat akan sejarah dibelakang. Kita duduk disini, dinegeri yang sedang merindukan perubahan, bukan untuk meratapi, mengutuk, dan diam tanpa tujuan. Tapi kita disini adalah pemegang tongkat estafet bagi generasi masa depan. Kemanakah tongkat itu akan kita berikan? Kepada generasi yang lemah atau generasi kokoh?
Ada hal yang perlu kita renungkan saat ini, lihatlah bagaimana negara ini dibawa oleh para pemimpin yang mengaku dirinya lebih dewasa daripada kita. Mereka yang kita harapkan mampu mewakili aspirasi dan harapan rakyat. Mereka yang kita yakini mampu membuat sebuah perubahan yang nyata. Namun apa yang terjadi? Korupsi, kolusi, dan nepotisme masih belum hilang dari jas dan dasi mereka. Lihat bagaimana mereka dengan nyaman membuat batas antara si miskin dan si kaya. Lihat bagimana mereka, dengan leluasa dan mengatas namakan kepentingan rakyat, seenak perut menentukan harga dan perabotan yang jauh bila dibandingkan
Indonesia. Sebuah negara yang kita singgahi, kita tinggali, dan menjadi bagian dalam hidup kita. Bagi mereka yang berbicara dengan Bahasa Indonesia, bagi mereka yang mengaku bertumpah darah yang satu, bagi mereka yang mengaku berbangsa yang satu, ingatlah, bahwa kita hidup disini adalah untuk menjadi bagian dalam barisan pembangun bangsa. Sudah terlalu banyak penggalan sejarah negeri ini yang mengelu-elukan semangat pemuda. Sudah terlalu sering pujian yang datang pada diri pemuda. Bukan asing bagi negeri ini bila kata pemuda selalu menjadi motor perubahan. Selalu menjadi barisan terdepan.
Kita perlu membuka mata lebar-lebar kawan. Memandang jauh kedepan. Merangkul kiri dan kanan. Dan selalu ingat akan sejarah dibelakang. Kita duduk disini, dinegeri yang sedang merindukan perubahan, bukan untuk meratapi, mengutuk, dan diam tanpa tujuan. Tapi kita disini adalah pemegang tongkat estafet bagi generasi masa depan. Kemanakah tongkat itu akan kita berikan? Kepada generasi yang lemah atau generasi kokoh?
Ada hal yang perlu kita renungkan saat ini, lihatlah bagaimana negara ini dibawa oleh para pemimpin yang mengaku dirinya lebih dewasa daripada kita. Mereka yang kita harapkan mampu mewakili aspirasi dan harapan rakyat. Mereka yang kita yakini mampu membuat sebuah perubahan yang nyata. Namun apa yang terjadi? Korupsi, kolusi, dan nepotisme masih belum hilang dari jas dan dasi mereka. Lihat bagaimana mereka dengan nyaman membuat batas antara si miskin dan si kaya. Lihat bagimana mereka, dengan leluasa dan mengatas namakan kepentingan rakyat, seenak perut menentukan harga dan perabotan yang jauh bila dibandingkan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar