Inna nahnu nazzalnadzzikra wa inna lahu lahafizun. (QS Al-Hijr:9)
Artinya : Sungguh Kamilah yang menurunkan
Adz-Dzikra (Quran), dan sungguh Kamilah yang memelihara
kelestariannya.
Sahabat, dalam
rukun iman kita mengenal salah satu rukun yang disebut “Iman Kepada Kitab
Allah”. Kitab yang diturunkan oleh Allah kepada hambaNya untuk menjadi sebuah
petunjuk dan peringatan. Mengapa petunjuk? Secara logika seperti ini, setiap
kita membeli sebuah produk kita pasti diberi petunjuk pemakaian dan penggunaan.
Kalau kita beli motor, kita diberi semacam buku panduan untuk mengenal motor
lebih dalam. Ada petunjuk, keterangan, dan pengarahan agar para pengendara
motor dapat memahami bila terjadi sesuatu dengan motornya ia akan tahu apa yang
terjadi. Naah, kalau motor saja ada petunjuk pengarahannya, handphone juga ada buku
pengarahannya, masa kehidupan yang kita jalani ini tidak ada buku petunjuknya.
Naahh itu dia yang dinamai Kitab atau Al-qur’an.
Namun sahabat,
kitab yang Allah turunkan tidak melalui proses sekali jadi. Kitab yang Allah
turunkan itu turun berangsur-angsur sesuai dengan keadaan yang terjadi. Bahkan
sebelum Al-Qur’an turun, beberapa kitab telah terlebih dahulu diturunkan kepada
rasul sebelum Muhammad SAW yang wajib pula kita imani. Ada tiga kitab yang
diwahyukan. Yuuukk kita telaah lebih dalam....
Yang pertama
adalah Taurat. Kitab yang diturunkan kepada Nabi Musa AS semasa beliau menjadi
rasul. Taurat diturunkan dalam bahasa Ibrani dan berisikan syariat dan
hukum-hukum Allah yang ditujukan kepada kaum Nabi Musa, yaitu Bani Israil.
Dalam Taurat juga tertulis kisah-kisah nabi dan ajaran-ajaran terdahulu. Hal
ini sesuai dengan firman Allah dalam Al-Qur’an yang berbunyi :
“(Tuhan Allah)
telah menurunkan kitab kepadamu dengan sebenarnya; membenarkan kitab yang
terdahulu dari padanya, lagi menurunkan Taurat dan Injil.” QS Ali Imran : 3.
Yang kedua
adalah kitab Zabur. Kitab ini diturunkan kepada Nabi Daud AS berisikan mazmur
(pujian) terhadap Allah. Zabur ditulis dalam bahasa Qibti dan tidak berisikan
syariah dan hukum sebagaimana Taurat. Hal ini dikarenakan, Nabi Daud AS
diperintah untuk meneruskan syariat yang diajarkan oleh Nabi Musa AS.
“Dan kami telah
memberi kitab zabur kepada Nabi Dawud” QS Annisa : 163.
Yang ketiga
adalah kitab Injil. Kitab ini diturunkan kepada Nabi Isa Al-Masih AS. Beberapa
riwayat mengatakan Injil ditulis dalam bahasa Suryani. Injil sendiri tidak
memilki sistematika yang sama seperti Taurat dan Zabur. Dalam Al-Qur’an dikatakan Injil berisikan
petunjuk dan cahaya. Hal ini sesuai dengan firman Allah yang berbunyi :
“Dan Kami
iringkan jejak mereka (nabi nabi Bani Israil) dengan 'Isa putera Maryam,
membenarkan Kitab yang sebelumnya, yaitu: Taurat. Dan Kami telah memberikan
kepadanya Kitab Injil sedang di dalamnya (ada) petunjuk dan dan cahaya (yang
menerangi), dan membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu Kitab Taurat. Dan
menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa.” QS Almaidah
: 46
Nah, setelah kita
tahu kitab-kitab yang diwahyukan kepada nabi sebelum Muhammad, sekarang mari
kita kaji kitab yang diwahyukan kepada baginda nabi Muhammad SAW, yaitu
Al-Qur’anul Karim.
Al-Qur’an adalah
penyempurna dari kitab-kitab yang diturunkan terdahulu. Al-Qur’an diturunkan
pertama kali saat nabi menyendiri di Gua Hira yang kini kita baca dalam surat
Al-Alaq ayat 1-5. Dalam Al-Qur’an kita dapat menemukan berbagai kisah nabi dan
orang bijak terdahulu, hukum-hukum syariah yang relevan dengan ummat manusia saat ini, dan nasihat serta pujian
terhadap Allah SWT. Al-Qur’an memiliki 114 ayat, 30 juz, dan 6236 ayat. Nahh
sahabat, untuk penghitungan ayat memang kita menemukan perbedaan pendapat. Hal
ini dikarenakan, terkadang dalam membacakan ayat nabi berhenti sejenak dan
mengambil nafas. Beberapa kalangan menyatakan saat itu lah ayat itu berakhir.
Namun hal itu masih diragukan. Beberapa kalangan menyatakan ayat itu memang
panjang dan bukan pemberhentian ayat. Meski demikian, perbedaan pendapat ini tidak
mengurangi kesucian dan keagungan Al-Qur’an. Sebagaimana kita tahu, pada zaman
dahulu belum ada tape recorder atau handycam yang mampu merekan
suara secara detail. Semua masih manual, nabi yang membacakan ayat dan para
sahabat yang menulisnya.
Sahabat, ternyata
Al-Qur’an memiliki banyak nama loh. Asal kata Al-Qur’an ini diambil dari ayat
Al-Qur’an sendiri. Secara etimologi Al-Qur’an berasal dari kata qara’a-yaqra’u-qur’an.
Al’Qur’an adalah mashdar yang berarti bacaan. Juga disebutkan Al-Qur’an
memiliki nama Asysyifaa yang artinya penyembuh. Dan yang lain seperti Al-Huda
yang berarti petunjuk, dan Adz-Dzikra yang berarti peringatan. Nama-nama
ini disandingkan pada isi Al-Quran itu sendiri yang memiliki banyak kandungan.
Nah sahabat,
setelah kita tahu sekilas tentang Al-Qur’an sekarang kita renungkan yuk, berapa
kali kita membaca kitab suci dalam sehari. Kita kadang lebih asyik membaca
novel atau buku lain daripada Al-Qur’an. Padahal membaca Al-Qur’an pahala yang
kita dapat sangat banyak loh! Beberapa riwayat mengatakan satu huruf yang kita
baca akan mendapat satu pahala. Apalagi kita membaca satu halaman,satu juz,
atau satu ‘ain? Kita tidak perlu takut bila dalam membaca Al-Qur’an
masih mengalami kesalahan. Kenyataannya kita memang terlahir sebagai kaum ‘Ajm
(baca: non-arab) yang masih perlu banyak berlatih dalam makhraj dan
pengucapannya. Semua masih dalam proses belajar. Karena Rasul mengatakan, “sebaik-baik
kalian adalah yang belajar membaca Al-Qur’an dan mengajarinya” (HR Imam Bukhari
, Abu Daud, Tirmidzi , Ibnu Majah)
Beberapa hadist
lain bahkan memberikan penghargaan yang tinggi loh bagi mereka yang belajar dan
membaca Al-Qur’an diantaranya:
”Rasulullah saw
bersabda, “ Orang yang ahli Al Quran akan bersama para malaikat–malikat
pencatat yang mulia dan lurus sedangkan orang yang terbata-bata dalam membaca
Al Quran tetapi ia tetap bersusah payah mempelajarinya akan mendapat pahala dua
kali lipat.” (HR Imam Bukhari, Daud, Nasa’i, Muslim, Tirmidzi, Ibnu Majah.)
Nahh.. mulai sekarang yuk kita
perkuat iman kita dan semangat kita dalam membaca Al-Qur’an…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar